Sholat Id dalam banyak hadis dijelaskan memang dilaksanakan secara berjamaah. Jarang ditemui keterangan perihal Nabi mengerjakan sholat Id sendirian. Kendati demikian, dalam Shahih Al-Bukhari dicantumkan satu bab seputar orang yang terlewat dari Sholat Id secara berjamaah, baik karena tidak hadir di mesjid, lokasi sholat terlalu jauh, atau sedang dalam perjalanan.

Waktu sholat Id merupakan semenjak matahari terbit, hingga waktu Zhuhur. Khusus untuk sholat Idul Fitri, direkomendasikan untuk diakhirkan sedikit sampai sang surya telah agak tinggi, supaya orang-orang yang belum membayar zakat fitrah tidak telat menunaikannya. Baca info perihal tata cara shalat tahajjud disini.

Bagaimana apabila seseorang terlewat dari shalat Idul Fitri berjamaah? Ulama menceritakan bahwa sholat Id ini boleh dilaksanakan di lain waktu baik secara berjamaah atau sendiri, dengan tata sistem sholat Id yang lengkap adalah dua rakaat dengan tujuh takbir di rakaat pertama dan lima takbir di rakaat kedua. Pendapat ini sebagaimana disebutkan Imam an-Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab. Ada pula pendapat ulama lain yang menceritakan boleh dengan shalat dua rakaat saja.

Dalam Fathul Qarib al Mujib, diceritakan bahwa sholat hari raya itu aturannya sunnah muakkad, dan memang disyariatkan untuk berjamaah. Melainkan juga boleh dikerjakan sendiri, ataupun dalam kondisi perjalanan/musafir.

Dengan demikian, shalat Id di perjalanan itu dapat dikerjakan. Cara bahkan dengan metode sholat Id sebagaimana biasa, menimbang kondisi kendaraan yang dinaiki. Jikalau tak dapat menghadap kiblat, maka cocok dengan arah kendaraan. Shalat Id ini dapat dilakukan sambil duduk kalau tidak memungkinkan berdiri, dengan ruku’ dan sujud yang disesuaikan.

Atau opsinya seandainya kurang nyaman dilaksanakan dalam perjalanan, shalat Id dapat dijalankan setiba di tujuan. Jikalau tak ada jamaah yang diajak, sholat Id bisa dikerjakan sendiri.

Sebagian ulama dari kalangan mazhab Syafii, seperti disebutkan oleh Imam an-Nawawi dalam Al Majmu’ Syarh al Muhadzdzab bahwa shalat ‘Id boleh di-qadla’ di waktu lain, sekiranya memang sudah terlewat momennya. Qadla’ sholat ‘Id ini boleh dijalankan pada hari yang sama, esok hari, atau kalau ada kesempatan di lain waktu. Selagi sempat direkomendasikan hendaknya lantas dilaksanakan, sedangkan dilaksanakan sendiri. Wallahu a’lam.